Bunda…
malam ini aku kangen. Kangen segala nasehatmu, petuahmu dan cinta kasihmu . Yang tak jemu memanjakan aku dengan derai pancaran kasih darimu. Membelai setiap hati ini gundah. Membasuh setiap angan ini gelisah.
Bunda…
Aku ingin dengar suara bunda. Dan lebih lama menikmati untaian mutiara yang bunda tuangkan. Kerinduanku pada bunda laksana kurindukan bundaku yang telah melahirkanku. Saat ini, detik ini… aku punya kalian. Punya mutiara indah yang tak pernah jemu menyemai kerinduan dalam do'a.
Ingatkan aku selalu kepada sepenggal pengabdian terhadap sang khalik. Pada hakekat hidup yang hanya sementara ini. Ingatkanku akan arti semangat dalam sebuah perjuangan dengan mencintai kewajiban. Ajarkan aku tentang cinta dan segala kecintaan. Kecintaan terhadap Dia yang maha segalanya. Kecintaan kepada segala dzat ciptaanya.
“Ingat, Nak! Seimbangkan hidupmu. Seimbangkan langkahmu hab’lu minallah dan hab’lu minannas…”
Keagungan Allah…
“Betapapun perkasa badanku, betapapun cemerlangnya kemampuanku, betapapun panjangnya perjalanan hidup yang telah kulalui. Aku menyadari bahwa sebenarnya diriku kecil. Penuh keterbatasan yang tidak semua mampu kutembus. Apalah arti kesusahan yang pernah kuderita, dibanding dengan kebahagiaan yang sebenarnya pernah kualami”
“Aku semakin sadar. Bahwa tanpa mengenal susah, aku tidak akan bisa merasakan betapa senangnya memperoleh kebahagiaan. Semua ini karena Allah swt. Hanya dengan menyadari kecilnya diriku, aku bisa menjadi lebih besar. Hanya dengan menyadari kebodohan, aku menjadi lebih pandai. Hanya dengan mensyukuri nikmat-Nya aku merasa dapat lebih nikmat.
“Salam sayang dan cintaku untukmu. Telphon bunda, Nak. Kenapa harus takut? tak cukup sms untuk bunda obati kangen ini padamu. Kewajiban seorang ibu untuk mengaisihi putrinya, mensupport niat baiknya. Jangan bertanya kenapa bunda terlalu mencintaimu. Bukankah kau anak ibu? Dan akan terus menjadikan ibu ini bundamu?”
With love
Bunda Nannii
0 komentar:
Posting Komentar